Follow Us @soratemplates

Sunday, October 29, 2017

Ikhlas Sejak Awal



Setelah sekian banyak perjalanan, perjuangan, cerita yang kamu lalui, ternyata ujung dari semuanya adalah ini bukan untukmu, ini bukan jalanmu.

Ketika kamu memilihnya, sebenarnya kamu sudah memilih takdir diujungnya. Setiap perjuangan yang kamu sangat usahakan hari ini, esok, hingga nanti pasti memberikan pelajaran apapun itu. Mungkin kekecewaan, kebahagian. Ambil saja hikmahnya.


Ikhlas sejak awal, karena setiap perjuanganmu tidak pernah menjanjikan kalau hal itu akan pasti menjadi milikmu. Kamu akan paham bagaimana ikhlas itu tidak terdefinisikan lagi.

Jika saat ini kamu menyukai seseorang dan sedang memperjuangkannya, sejak awal rasa ikhlas itu harus ada. Bila nanti ujung perjuanganmu ternyata dia adalah takdir orang lain.

Jika saat ini kamu mencari pekerjaan dan sedang memperjuangkannya, [lagi] sejak awal rasa ikhlas itu harus tetap ada. Bila nanti ujung perjuanganmu ternyata pekerjaan itu bukan jalanmu.

Jika saat ini kamu mencari pendidikan dan sedang memperjuangkannya, [lagi] [lagi] sejak awal rasa ikhlas itu harus tetap ada. Bila nanti ujung perjuanganmu ternyata tempat itu bukan untukmu.

Jika saat ini kamu sedang menyusun target tugas akhir dan sedang memperjuangkannya, [lagi] [lagi] [lagi] sejak awal rasa ikhlas itu harus tetap ada. Bila nanti ujung perjuanganmu ternyata target itu mundur.

Dunia ini mengecewakan, hanya yang bersyukur yang tidak kecewa. Kamu tidak pernah merasa kecewa pada seseorang ataupun sesuatu. Kamu kecewa karena ekpetasi yang kamu buat sendiri pada seseorang atau sesuatu itu.

Andai semua perjuanganmu berujung seperti apa yang kamu inginkan, seluruh dunia ini akan penuh dengan kebahagian. Tapi kamu tidak akan pernah tau rasa kecewa itu seperti apa.

Kalau nanti sudah merasa kecewa, cobalah untuk melupakan dan memaafkan diri sendiri. 

No comments:

Post a Comment