Follow Us @soratemplates

Saturday, January 18, 2020

Bumi Pelangi

5:38 PM 1 Comments

Beberapa hari terakhir, kota ini kembali terasa sangat panas. Hujannya hilang, mataharinya ada. Sama seperti temanku Bumi, Pelanginya hilang. Iya, dia masih temanku yang bernama Bumi, yang jatuh hati dengan temannya bernama Pelangi, bukan yang lain.

Hari ini kembali di kedai kopi favorit ku bersama Bumi tanpa Pelanginya. Bumi yang katanya mencintai Pelanginya tanpa perlu Pelangi tahu, namun sekarang terlihat khawatir.

“Bagaimana Pelangi?”

“Baik”

“Lalu?”

“Semua berjalan sebagaimana mestinya”

“Seperti apa?”

“Pelangi sedang hilang”

“Dan kamu khawatir?”

“Tidak”

“Tidak usah mengelak Bumi”

“Pelangi akan muncul lagi padaku nanti”

“Hahaha sudah seperti ini pun kamu masih sangat begitu yakin. Sudah ku katakan dulu, Pelangi itu sangat indah, semua yang melihatnya akan menyukainya, Bumi”

“Dan sudah ku katakan dulu juga padamu, bahwa bukan cinta kalau dia tidak membuatmu yakin.........”

“Iya dan kamu yakin pada Pelangimu itu. Dan ada masanya dimana Tuhan yang akan memberitahu Pelangi dan kalian akan bergerak mendekat sesuai kemauan-Nya. Begitu kan?"

“Iya”

Bagitulah obrolan sore hari menunggu senja bersama Bumi. Aku sampai hafal dengan jawaban-jawaban dia. Mendengar jawabannya itu aku lega, karena ternyata dia masih temanku Bumi yang ku kenal, yang mencintai Pelanginya dengan caranya sediri. Aku akan heran jika jawabannya berbeda, itu bukan Bumi.

Pelangi, ini temanku Bumi. Entah apa yang membuatnya begitu yakin padamu. Disaat orang-orang berusaha mengungkapkan perasaanya, Bumi tidak mau. Dan kamu tidak akan tahu soal perasaan Bumi sampai nanti Tuhan yang memberi tahu dengan cara-cara indah-Nya. Begitu kata Bumi.

18 Januari 2020
Sore hari tanpa Pelangi Bumi