Merantau dan
ditinggalkan? Memang seperti itu adanya sekarang. Saya salah satu yang melarikan
diri dari tanah kelahiran saya, bukan kerana tidak suka, tidak cinta tapi
sedang menerapkan semboyan yang mengatakan “Kejarlah ilmu sampai ke negeri
China”, tak usah muluk-muluk cukup di Yogyakarta saja. Itupun sudah jauh, harus
menempuh beribu ribu kilometer untuk pulang ke rumah yang hanya bisa ditempuh
dengan ‘hewan’ terbang, entah ‘singa’ terbang ataupun ‘burung’ terbang.
Q: Kenapa merantau?
A: Di kota saya
belum ada jurusan yang saya inginkan dan mencari yang lebih baik kenapa tidak
Q: Kenapa ke Yogyakarta?