Bila tidak ada pertemuan, pernahkan suatu waktu kamu
memikirkan kenapa kita bertemu? Mengapa kita berpapasan hingga siapa yang
terlebih dahulu menyapa. Menarik bukan? Cerita seperti apa yang DIA
sembunyikan. Aku hanya bertanya-tanya bila sampai saat ini kita
tidak bertemu, bila kita tidak pernah berpapasan, bila tidak ada sapa diantara kita dan bila kita tidak pernah saling mengenal. Apakah DIA tetap mempertemukan kita?
tidak bertemu, bila kita tidak pernah berpapasan, bila tidak ada sapa diantara kita dan bila kita tidak pernah saling mengenal. Apakah DIA tetap mempertemukan kita?
Bila aku tidak membaca tulisanmu aku tidak akan
pernah tahu tentang mu. Lewat mana lagi aku bisa mengenalmu lebih banyak jika
tidak lewat tulisanmu. Kita tidak pernah berbicara sesuatu yang dalam selain
hanya sebuah sapaan. Lewat tulisanmu aku tahu tentang bagaiman jalan pikiranmu,
tentang masalah apa yang sedang kau hadapi, tentang perasaan apa yang sedang
kamu rasakan. Meskipun tidak semua dapat menggambarkan apa yang sedang terjadi
pada dirimu, tapi itu sudah cukup untuk setidaknya aku tahu jika perasaanmu
masih ada dan hidup untuk sekiranya nanti orang lain atau aku cintai, itupun
jika kamu mengizinkan. Aku tidak perlu kesusahan mencari tahu tentangmu lewat
teman-temanmu setiap hari. Karena untuk menyebut namamu dalam keramaian saja
aku tidak berani. Aku harus menunggu sepi, sendirian untuk membaca semua
tulisanmu, menerka-nerka sebenarnya apa saja yang ada dipikiran dan hatimu. Aku
senang dengan cara jatuh cinta seperti ini. Dimana kita semacam sepakat untuk
tidak membicarakan rasa tanpa harus membuat kesepakatan. Tidak perlu ada yang
ditunggu atau menunggu, karena kita mengerti bahwa akan ada waktunya dimana
kita untuk berbicara. Duduk bersama kedua orang tua membicarakan hal yang
selama ini kita terka.
Aku sama sepertimu dimana aku hanya bisa bersembunyi
dibalik tulisan-tulisan yang bahkan kamu tidak tahu atau mungkin kamu abaikan. DIA
sedang merencanakan semua kebetulan-kebetulan yang indah untuk kita. Mungkin
jika kamu mengizinkan, aku akan mewujudkan salah satu tulisanmu tentang
bagaimana kau resah menanti seseorang. Seseorang yang kau tahu pasti akan
datang tapi tidak tahu kapan dan siapa. Tidak semua perasaan harus dikatakan
sekarang bukan? Diam merupakan bentuk dari bicara kan?
Kesibukanmu akan membawamu padaku dan begitu juga
aku. Kamu adalah ketidakmungkinan yang selalu ku semogakan. Untuk mewujudkanmu
tidak semudah apa yang kupikirkan. Untuk mewujudkanmu benar-benar sangat
menguras perasaan. Sering kali aku patah dengan semua pikiranku tentangmu setiap kali
aku menemui atau mengetahui peristiwa tentangmu. Aku harus memulai dari awal
lagi. Mendefinisikan dirimu kembali dengan hal-hal yang baru. Tuhan tidak
pernah memberikan sedikit pun bocoran secara langsung bagaiman dirimu
sebenarnya. Aku hanya bisa menerka-nerka dalam diam, menyusun semua ekspetasi
ku tentangmu.
Setiap perjalanan memiliki tujuan. Dalam tujuan yang
sama akan ada banyak orang yang kita temui. Jika yang dimaksud adalah kamu,
tenang saja kita akan bertemu nanti. Sekiranya kita tidak bertemu nanti, yang
aku tahu pasti kamu bukan orang yang ditulis Tuhan untukku. Sekiranya kita
bertemu nanti ternyata skenario yang sudah ditulis jauh-jauh hari, kamu orang
yang telah disimpan Tuhan untukku. Tulisan-tulisan tentangmu akan menjadi
bermakna untuk kamu baca. Mungkin kita tidak akan pernah menyadari walau
sehari-hari kita berada dalam tempat yang sama dan ternyata kita juga sedang menuju
tujuan yang sama dengan rasa yang sama. Mungkin kita tidak pernah menyadari
kalau diantara kita ada yang menyakiti.
Apakah boleh jika suatu hari nanti kamu mengetahui
bahwa ada seseorang yang sedang menyukaimu tapi kamu biasa saja menanggapinya.
Kamu tidak menyangka jika dia memperjuangkanmu. Kamu merasa terusik dengan apa
yang dilakukannya, padahal dia sama sekali tidak melakukan apa-apa yang
menunjukkan bahwa dia sedang memperjuangkanmu. Tapi pengetahuanmu tentangnya
dan tentang perjuangannya untukmu itu membuatmu tidak nyaman. Kamu tidak bisa
menolaknya. Menolak rasa yang tumbuh pada dirinya, karena cinta itu miliknya.
Tentang bagaimana kamu menyikapi dia, itu sudah menjadi urusanmu. Kadang kala atau
memang sebaiknya rasa ketidaktahuan atas cinta yang dimiliki seseorang itu
menjadi lebih aman daripada kita harus mengetahuinya. Apakah seperti itu?
Dengarkan baik-baik. Jika nanti kamu terbangun dan
membaca tulisan ini, kamu harus tahu akan banyak orang yang akan kita temui
setiap harinya. Tidak semua pertemuan itu menyatukan bukan? Orang-orang
berlalu-lalang, tegur sapa, seperti itu pun kita. Mungkin sedikit berbeda
ketika kamu menanyakan ku sedang apa. Aku merasa terusik olehmu tapi tidak
mengapa jika kamu yang mengusik. Hanya perasaanku saja kalau aku ingin selalu
bersama tapi itu tidak mungkin kan? Karena sebenarnya tidak akan ada satu orang
pun yang akan tetap tinggal selamanya. Sampai satu titik dimana aku menyadari
semua pertemuan dan kebetulan-kebetulan yang direncanakan-Nya pada kita bukan
untuk menyatukan. Itu bukan masalah untukmu karena semua mungkin tidak berarti
apa-apa untukmu. Tapi tidak masalah juga untukku, karena aku jadi tahu kalau di
dunia ini aku tidak benar-benar sendiri. Ada kamu yang pernah aku temui.
Kurniawan Gunadi
No comments:
Post a Comment