Berdamai dengan keadaan, seharusnya sudah sejak lama
ini dilakukan. Kita tidak pernah tau cerita seperti apa yang akan terjadi esok
atau bahkan beberapa jam lagi, semua berjalan sebagimana mestinya. Tidak ada
yang melepaskan dan dilepaskan karena memang tidak ada perjanjian yang
mengikat. Kita dan semua orang pernah berjanji tapi mungkin saja teringkari,
pernah mencintai atau dicintai tapi
terabaikan, pernah membenci atau bahkan
dibenci tapi tetap mengikuti, sampai akhirnya
kita dan semua orang itu berdamai dengan keadaan untuk saling jatuh
hati. Menerima sebuah perkenalan dan segala embel-embelnya.
Jangan memaksa keadaan jika itu hanya menguras
banyak tenaga dan pikiranmu. Cobalah untuk berdamai sejenak. Jika keadaannya kamu
gagal, cobalah untuk menerima dan lihatlah masih akan banyak kesempatan yang
tidak pernah terpikirkan. Jika keadaannya kamu ditinggalkan, tetap cobalah
untuk menerima dan lihat akan ada yang menggantikannya. Jika keadaannya kamu
tidak dicintai, cobalah untuk tetap menerimanya dan lihatlah lagi masih banyak
cinta yang menunggumu.
Berdamai mungkin tidak semudah itu. Sebelumnya akan
banyak gejolak-gejolak yang terjadi. Ketika otakmu mengarahkan untuk menerima
tapi hatimu masih belum bisa bekerjasama. Tidak mengapa, itu wajar. Terus tetaplah
berusaha berdamai dengan keadaan. Jika sudah, rasakan betapa leganya perasaanmu.
Kamu bisa bebas berekspresi dengan siapapun tanpa ada rasa canggung karena
keadaannya sudah berbeda. Tidak usah dulu memikirkan orang lain yang mungkin
belum berdamai dengan keadaanmu. Hujani dia atau mereka dengan keadaanmu yang
jauh-jauh lebih baik dari sebelumnya dan jangan risaukan bagaimana dia atau
mereka memberi umpan balik terhadap keadaanmu sekarang.
Berdamai dengan keadaan bukan lari dari keadaan. Berdamai
itu menerima dan berusaha dapat yang lebih baik. Jangan takut memulai, jangan
kalah dengan ketakutan dan kekhatiranmu. Cobalah untuk menyapa, berbicara dengan
dia atau mereka. Tunjukkan kalau kamu sudah benar-benar berdamai dengan
keadaan. Bukan lari dari keadaan dan terus menjauh, percaya itu hanya akan menambah
masalah dan itu tidak akan membuatmu tenang.
Jangan pernah menjauhi atau bahkan sampai
benar-benar meninggalkan seseorang tanpa alasan apapun. Itu sangat tidak menyenangkan,
sungguh. Lagi-lagi cobalah untuk berdamai.
“if you leave
someone at least tell them why, because what’s more painful than being
abandoned is knowing you aren’t worth an explanation”
Berdamai butuh waktu yang mungkin lama. Ketika kamu
sudah mulai berdamai ada saja yang bisa membuatmu kembali atau bahkan kamu
benar-benar kembali lagi. Tidak mengapa, cobalah terus. Jika memang berdamai
menguras tenaga dan pikiranmu hingga ada tangis yang mungkin harus
dikerluarkan, keluarkanlah. Anggap saja tangis itu sisa-sisa keadaanmu yang
lama.
Sudah kurang lebih setahun belakangan ini aku selalu
dan terus belajar berdamai dengan keadaan. Berdamai dengan keadaan tentang
almarhumah Ibu, tentang kegagalan, tentang keluarga, tentang teman-teman hingga
tentangmu(?). Dan belum bisa dikatakan berhasil sepenuhnya. Tapi setidaknya
sudah jauh-jauh lebih baik menurutku. Setiap cerita perdamaianku punya hal-hal
unik apalagi berdamai dengan keadaan tentangmu. Selesainya kapan? Jangan bertanya
dulu, ini masih usaha. Ada kutipan “cukup
aku saja yang sangat nyaman dengan senyummu. Mereka jangan” okelahh bubar
dan buyar sudah hahahaha (jangan dianggap serius gengs) :))))
No comments:
Post a Comment