Follow Us @soratemplates

Wednesday, January 31, 2018

26:01:96

[Subuh, 5 Ramadhan 1416]

Orang-orang sedang menantikanku dihari itu, dibulan Januari, dimana setelah berbulan-bulan aku tumbuh dalam rahim ibu dan membuatnya tidak enak makan, susah tidur. Tapi beban itu dijalaninya dengan riang gembira karena akan ada harapan baru dalam hidup mereka. Tangisanku disambut dengan air mata kebahagian dan tawa. Aku pertama kali merasakan pelukan manusia lain saat hari itu.

Setelah kelahiranku, hanya tangisan dan senyuman yang aku tahu untuk berkomunikasi dengan mereka. Ketika lapar, aku menangis. Ketika haus, aku menangis. Ketika mengantuk, aku pun menangis. Hebatnya mereka sangat mengerti sekali jenis-jenis tangisanku itu.

Mereka menyaksikanku tumbuh besar. Setiap kali kaki kecilku mencoba berdiri tegak lalu berjalan, lalu terjatuh dan lagi-lagi aku hanya bisa menangis, mereka selalu menenangkanku bahwa tidak terjadi apa-apa.

Mereka menyaksikanku tumbuh dan berkembang. Mulai mengenal huruf dan angka, menirukan suara hewan, belajar mengeja kata demi kata. Setiap kali jari kecilku menunjuk sesuatu, mereka menjelaskannya. Aku belajar banyak hal di dunia ini dari mereka.

Mereka menyaksikanku menjadi dewasa yang mulai mengenal dunia lain selain rumah. Setiap kali aku akan keluar, mereka selalu menanyakan kemana kamu pergi, dengan siapa, pulang jam berapa. Tapi kekhawatiran itu beralasan.

Dan sekarang waktu terasa begitu cepat berlalu, sehari dua hari, sebulan dua bulan, setahun dua tahun. Rasanya baru kemarin aku berlarian menjadi anak kecil. Dimanja dan ditimang. Kini waktu berlalu bertahun lamanya.

Aku menyaksikan mereka menua. Tangan yang dulu selalu kusalami sudah terasa kasar dan berkerut. Suara lantang yang dulu selalu ku dengar mulai melemah. Pandangan mata yang dulu tajam mulai sayu. Dulu pelukan mereka yang menguatkan ku, sekarang pelukan ku yang akan menguatkan mereka, hingga ada waktu yang memisahkan ku dengan mereka. Yaitu kematian.

Terimakasih sudah menjadi bagian terbaik dalam hidupku, 
ibu, bapak dan kamu.

No comments:

Post a Comment