Bumi yang sejak dulu kita pijak adalah bumi yang sama. Yang sudah ada sebelum kita, yang terus berputar hingga saat ini. Bumi yang saat ini kita tempati dengan penuh kebahagian dan kesedihan adalah bumi yang satu, yang isinya adalah udara yang sama. Meskipun kita berada di sisi bumi yang berbeda.
Langit
yang meneduhi kita adalah langit yang sama. Langit yang sudah ada bersamaan
dengan bumi. Yang memberitahu perbedaan pagi dan malam hingga kita tahu kapan
pertemuan yang baik suatu hari nanti. Langit itu adalah langit yang sama, yang
kita pandang setiap hari selepas dhuha.
Matahari
yang menyinari kita adalah matahari yang sama. Jika kita tidak pernah saling mengenal,
namun sejak kecil kita sudah mengenal sesuatu yang sama, namanya matahari. Matahari
yang membuat bumi hangat dan tidak pernah berubah.
Dan
kita. Kita adalah dua orang yang tidak saling mengenal, terpikir untuk bertemu
saja tidak pernah. Tapi takdir Tuhan dengan begitu hebatnya bisa mempertemukan kita
dalam keadaan yang asing. Tuhan yang sama. Tuhan yang menciptakan bumi dengan
segala isinya yaitu langit, matahari, dan kita.
Dan kita paham, kita adalah dua orang asing berbeda
yang jalan hidupnya ternyata bertemu. Beribu-ribu kilometer, tumbuh dan besar
di sisi bumi yang berbeda tapi akhirnya dipertemukan di titik bumi yang sama.
-Di Yogyakarta sore hari-