Hari ini hujan, deras sekali, untungnya aku tidak sendirian dan aku tidak sedang jatuh cinta. Katanya jangan jatuh cinta saat hujan. Karena ketika besoknya kamu patah hati, maka setiap hujan turun kamu akan mengingat soal kejadian menyakitkan itu. Ahhh, itu karena kamu belum bisa menerimanya, kamu masih sekedar melupakannya.
Memang aroma kopi hangat adalah hal terbaik saat
hujan dan sekarang aku sedang mendapatkan keduanya, aroma kopi hangat bersama
hujan di kedai kopi favoritku. Disisi lain, temanku Bumi terlihat begitu
gelisah. Iya, dia gelisah menunggu hujan berhenti. Karena Pelangi-nya tidak
akan datang setelah nanti hujan reda.
Namanya Bumi. Dia temanku, seorang laki-laki yang
saat ini sedang jatuh cinta pada temannya, namanya Pelangi, bukan yang lain.
Gelisah sekali temanku ini menunggu Pelanginya.
Yang ku dengar sedari tadi selain suara hujan adalah nama Pelangi yang
disebutkan oleh Bumi terus menerus. Entah sudah seberapa banyak. Tapi saat
nanti Pelanginya muncul, dia terlihat malu-malu. Aku sudah hafal dengan sikap
Bumi yang seperti itu.
“Bumi,
kenapa kamu tidak mengungkapkan saja perasaanmu untuk Pelangi? Kamu takut?”
“Mencintai tidak hanya tentang keberanian, atau kesempatan.
Namun, tentang keimanan dan ketaqwaan”
“Lalu?”
“Tidak semua perasaan itu harus dituruti. Tidak harus dikatakan.
Aku sudah mendekatinya, dengan doa”
“Pelangi
begitu indah, tidak ada yang menepis keindahan Pelangi. Kalau nanti Pelangi
muncul tapi tidak padamu. Kamu mau seperti itu?”
“Tidak”
“Lalu?”
“Aku
sedang mencintainya dan dia tidak perlu tahu itu. Aku yakin, ada masanya dimana
Tuhan yang akan memberitahunya dan kami akan bergerak mendekat sesuai
kemauan-Nya”
“Sebegitu
yakin kamu Bumi. Apa kamu bisa yakin kalau Pelangi juga mencintaimu?”
“Aku
yakin, sangat yakin”
“Percaya
diri sekali, seyakin itu kamu. Apa dasarnya?”
“Bukan cinta kalau dia tidak membuatmu yakin”
Itulah temanku Bumi, dengan segala caranya untuk
mendekati Pelangi. Dengan cara yang mungkin susah ku pahami bahkan manusia lain
pun. Disaat orang-orang berusaha mengungkapkan perasaanya, Bumi tidak mau. Dan
Pelangi tidak tahu soal itu sampai nanti Tuhan yang memberi tahu. Itu yang
dikatakan Bumi.
Kopi hangat ku sudah hampir habis dan hujan mulai
mereda, artinya Pelangi sebentar lagi datang dan Bumi nanti akan memalu. Dan
aku masih sama, tidak mengerti dengan pemikiran Bumi. Yahhh, tapi setidaknya
aku tahu kalau Bumi mencintai Pelangi.
No comments:
Post a Comment