“......... kalau
tante ingin punya anak banyak, mau tambah lagi klau masih dikasih rezeki. Biar
suatu saat nanti kalau tante atau om sudah tidak ada, banyak yang doain dari
anak. Kalau satu anak lupa sama ortunya masih ada doa anak yang lain. Tapi
kalau anak hanya satu, suatu saat nanti anaknya lupa sma ortunya, maka doa dari
anaknya akan putus. Tidak ada anak lain lagi yg mendoakan. Padahal kalau
seseorang meninggal dunia terputuslah amalannya kecuali tiga salah satunya doa
anak yang sholeh”
Kira-kira seperti itu inti bincang-bincang hari ini
dengan seorang ibu yg sedang menginap di
kost karena sedang menemani anaknya yang baru akan merantau dan baru mengenal
dunia luar selain kampung halamannya. Tidak hanya hari ini saja pendapat itu aku
dengar, karena kemarin dengan seorang ibu yang berbeda mengatakan pendapat yang
sama. Mendengar kata-kata itu aku hanya tersenyum dan ada
sesuatu yang tertahan dibalik mataku saat itu dan hanya bicara dalam hati berkali-kali
“Retno gak akan
lupain ibu, selalu doain ibu di sana. Gak boleh lupa, Retno”
Setelahnya, aku berpikir kenapa aku diperdengarkan
hal seperti itu berturut-turut? Apakah aku mulai lalai? Akhir-akhir ini memang
kesibukanku lebih banyak walaupun sudah tidak kuliah tapi proyek dosen dan
skripsi yang dikejar deadline dan target mengharuskan ku berada didepan laptop
lebih lama. Istirahat hanyalah ketika sholat dan makan. Apa iya aku sudah mulai
terlalu sibuk?
Tidak ada niat sedikitpun untuk lupa dengan ibu,
karena untuk jadi seperti sekarang ini berkat ibu. Aku yang sekarang karena
ingin memenuhi keinginan ibu dulu. Mungkin ini peringatan untukku sesibuk
apapun, dimana pun tetap doa buat ibu, jangan berkurang sedikitpun. Karena
siapa lagi anak yang diharapkan ibu selain aku. Anak sematawayangnya yang amat
beliau harapkan semasa hidupnya sampai akhir hidupnya.
Maaf untuk ibu kalau belakangan ini doa-doa ku tidak
sebanyak dulu, tapi satu hal yang ibu harus tau, aku anakmu tidak akan pernah
lupa dengan sosokmu walaupun jika nanti akan ada seseorang yang akan ku panggil
ibu, itu tidak akan menjadikanku lupa denganmu. Doa-doaku akan selalu ada
untukmu ditiap sholat ku tidak berkurang sedikitpun.
Maaf juga untuk bapak karena kesibukanku. Aku tau
akhir-akhir ini bapak jarang menelpon karena takut menggangguku, padahal tidak
sama sekali. Karena dengan telepon darimu itu salah satu penyemangatku,
moodbooster. Jadi jika ku telepon jangan buru-buru dimatikan yaa.
Dan terimakasih untuk dua orang ibu yang telah
berbincang-bincang denganku tempo hari. Perkataan itu sangat berarti buat aku,
itu peringatan sehingga tidak terlalu lama terjerumus dalam kelalaianku
sendiri. Semoga ibu sehat ya dan anak-anaknya bisa sukses lewat UII seperti apa
yang ibu inginkan.
No comments:
Post a Comment