Mungkin ini akan jadi tulisan terakhir ku tentang kamu. Bukan karena aku lupa, tapi sudah cukup banyak tulisanku yang menggambarkan dirimu dan ada salah satu orang yang berpengaruh buatku, yaitu bude. Jika saja keyboard laptop ku hidup, mungkin dia sudah hafal aku akan menuliskan apa.
Aku tidak tahu akhirnya akan jadi
seperti apa nanti. Mungkin nanti aku bisa membaca tulisan-tulisanku lagi di
ruang keluarga bersamamu sembari tertawa mengingat apa yang sudah terjadi dulu.
Atau mungkin nanti aku membacanya sendiri di kamar saat sepi tengah malam dimana
semua sudah tertidur nyenyak. Karena itu, aku tidak akan menghapus semua
tulisanku tentangmu. Biarkan ini menjadi ceritaku dimasa depan.
Aku tidak tahu pasti apa mungkin kamu
pernah membaca semua tulisanku ini. Tapi kalau kamu pernah membacanya, aku
tidak tahu lagi apa yang kamu pikirkan saat itu. Kalau saja bisa ku ulang
waktu, aku tidak mau mengenalmu, aku tidak mau akrab denganmu, aku tidak mau
jatuh hati padamu. Tapi waktu tidak dapat ku ulang dan aku bersyukur tentang
itu, karena akhirnya aku bisa mengenalmu, lalu akrab denganmu sampai akhirnya
aku jatuh hati padamu.
Aku mengenalmu saat ibu masih ada,
lalu tiba-tiba ibu pergi selamanya dan juga kamu perlahan berubah, menjauh,
lalu hilang. Kalian sama-sama pergi, tapi bedanya ibu pergi meninggalkan cinta
tapi kamu pergi meninggalkan luka. Tidak mengapa. Kata ibu kamu baik. Itu sudah
cukup.
Bagaimana kabarmu sekarang? Kamu tinggal di kota mana? Pekerjaanmu
bagaimana? Sudah menelpon ibu hari ini?
Kalau kamu membacanya saat ini, tidak
usah buru-buru menggambil handphone
untuk menghubungiku lalu menjawab pertanyaanku. Karena kamu harus mencari lagi chat terakhirku yang mungkin sudah
sangat jauh dibawah atau bahkan terhapus. Kamu hanya cukup menjawabnya dalam
hati dan biarkan selanjutnya Allah yang menyampaikannya padaku.
No comments:
Post a Comment