Follow Us @soratemplates

Friday, February 10, 2017

#BarangkaliNanti



Waktu terus berjalan maju, sudah berapa banyak orang yang kamu temui dari kemarin hingga hari ini? Apakah mereka berhasil membuat diri serta hidupmu berubah? Menjadi berantakan atau lebih baik? Jika memang dirimu sekarang telah berubah akibat seseorang, lalu kamu serta merta menyalahkannya. Semua perubahan itu terjadi karena kamu yang mengizinkan seseorang itu untuk masuk dalam hidupmu. Yang dibuat olehnya atas dirimu itu adalah atas seizinmu. Kamu hanya tidak mau mengakui kesalahan atau kebaikan itu terletak pada dirmu sendiri, bukan pada seseorang itu. Bukankah kendali atas hidupmu ada pada dirimu sendiri dan atas kehendak-Nya?


Coba izinkanlah orang-orang baik yang masuk dalam hidupmu dan membuat perubahan yang jauh lebih baik. Kalau kamu tahu akan hal itu, mengapa masih kamu izinkan orang-orang yang tidak berniat baik masuk dalam hidupmu begitu saja? Lalu membiarkan dia membuat hati, pikiran, dan hidupmu kacau. Mengapa masih dipertahankan? Mengapa tidak dibuang jauh-jauh saja? Apa karena atas nama perasaan, lalu kamu mengizinkannya merusak hatimu? Mengapa kamu bisa membiarkan orang jahat masuk dalam hidupmu? Padahal pilihan itu ada padamu.

Usiamu sudah tidak muda lagi. Jangan terus bermain-main dengan hidupmu. Akan tiba saatnya kamu mengambil keputusan untuk dirimu sendiri sebelum keputusan-keputusan atas hidupmu dipilihkan oleh orang lain. Akan tiba saatnya kamu mentukan pilihan kepada siapa kamu akan menyempurnakan agamamu. Dan untukmu, jangan terus bersembuyi dibalik wajah sendumu itu, berpura-pura karena menjaga perkataan teman-temanmu. Bertindaklah sebagaimana laki-laki seharusnya 😊

Kalau suatu hari kamu menjadi orang tua. Sudah cukupkah pengalaman emosimu untuk menjadi pembelajaran berharga yang bisa kamu sampaikan kepada anak-anakmu?

Barangkali suatu hari anak perempuanmu akan jatuh hati pada laki-laki yang jauh dan kamu sama sekali tidak mengenalinya. Sudah cukupkah bekalmu hari ini untuk menjadi pelajaran dan nasihat untuknya nanti?

Barangkali laki-laki yang jatuh hati pada anak perempuanmu tidaklah seperti yang kamu harapkan cirinya. Sudah cukup bijakkah kamu untuk bersikap kepadanya nanti? Sebab mungkin laki-laki adalah seperti kamu hari ini.

Barangkali anak laki-lakimu nanti seperti kebanyakan anak laki-laki, tertutup. Kamu tidak tahu bahwa dia jatuh cinta diam-diam. Kamu tidak tahu, dia juga tidak memberi tahu. Sebab bisa jadi keberaniannya itu tidak ada karena kamu tidak bisa menjadi orang tua yang mendukung dan mendorongnya.

Barangkali anak laki-lakimu nanti jatuh cinta. Barangkali juga anak perempuanmu mememdam perasaannya sembunyi-sembunyi. Seperti kita hari ini.

Sudah cukupkah pengalaman emosimu hari ini untuk menjadi sumber pelajaran bagi anak-anakmu? Perasaan kecewa, sedih, khawatir, cemas, dan segala hal yang harus kamu rasakan hari ini akan menjadi nasihat yang berharga bagi mereka, anak-anakmu. Memang tidak mudah dan menyenangkan menjalani seluruh emosi itu hari ini. Tapi demi mereka, bersediakah kamu bersabar?

-Kurniawan Gunadi-

No comments:

Post a Comment